Contoh Instrumen Supervisi Akademik Kurikulum Merdeka Jenjang SD SMP SMA SMK

Buka Info
0

Contoh Instrumen Supervisi Akademik Kurikulum Merdeka Jenjang SD SMP SMA SMK

Contoh Instrumen Supervisi Akademik Kurikulum Merdeka Jenjang SD SMP SMA SMK


Kata supervisi diambil dari bahasa Inggris yaitu supervision yang artinya pengawasan bidang pendidikan, sedang orangnya yang melakukan kegiatan supervisi disebut supervisor. Ditinjau dari morfologisnya/asal bahasanya kata supervisi berasal dari dua kata yaitu super artinya atas atau tinggi atau lebih, dan kata visi yang artinya lihat, tilik, atau awasi, dalam sisi semantik hal ini tergantung seseorang yang mendefinisikannya. Berikut paparan dari para ahlinya: a. Menurut Kimball Willes (dikutip dalam Nana Sudjana) menyebutkan sebagai konsep supervisi modern: Supervision is assistance in the development of better teaching learning situasion, bahwa supervisi akademik merupakan suatu kegiatan bantuan dalam pengembangan situasi belajar mengajar agar memperoleh kondisi yang lebih baik.

Bantuan supervisi akademik tersebut merupakan kegiatan proses pelayanan, pembinaan oleh pengawas/supervisor untuk memfasilitasi dan membantu guru dalam memperbaiki untuk meningkatkan motivasi kerja serta profesionalisme guru. Kegiatan supervisi akademik yang dilakukan dengan memperbaiki proses pembelajaran oleh guru mata pelajaran dengan cara menggunakan metode pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, enak, menyenangkan gembira dan berbobot, serta dengan mengajar, menggunakan alat, media pembelajaran yang berbasis teknologi.

supervisi akademik pada dasarnya merupakan bagian dari kajian bidang supervisi, sehingga sebelum menuju pada devinisi supervisi akademik maka kita harus mengetahui apa itu supervsisi secara umum. Banyak sekali devinisi yang dikemukakan oleh para ahli mengenai apa itu supervisi, secara etimologi kata supervisi diambil dari bahasa Inggris yaitu Supervision yang artinya pengawasan dibidang pendidikan, sedangkan orang yang melakukan kegiatan supervsisi disebut dengan supervisor. Sedangkan jika ditinjau dari segi morfologisnya kata supervisi bersal dari dua kata, yakni super berarti atas, lebih dan visi berarti lihat, tilik, awasi.

Kegiatan supervisi merupakan pengawasan pendidikan yang berkaitan dengan seluruh kegiatan pembelajaran baik yang berhubungan dengan persiapan mengajar maupun yang berhubungan dengan pelaksanaannya serta berkaitan juga dengan penilaian atau evaluasi setelah melakukan pengajaran yang dilakukan oleh petugas yang berwenang yang biasa disebut dengan supervisor atau pengawas. Menurut Syaiful Sagala, supervisi akademik sama maksudnya dengan konsep supervisi pendidikan (educational supervision) sering disebut pula sebagai instructional supervision atau instructional leadership, yang menjadi fokusnya pada hal ini adalah membantu, menilai, memperbaiki, meningkatkan dan mengembangkan mutu pembelajaran yang dilakukan guru melalui pendekatan bimbingan dan konsultasi dalam kegiatan belajar dan mengajar.

Menurut Good Carter, supervisi akademik adalah usaha dari petugas-petugas sekolah dalam memimpin guru-guru dan petugas lainnya dalam memperbaiki pembelajaran, termasuk menstimulasi, menyeleksi karier/jabatandan perkembangan guru-guru, merevisi tujuan pendidikan, bahan pembelajaran, dan metode serta evaluasi pembelajaran. 

Sedangkan menurut Harold P. Adams dan Frans C. Dickey, supervisi adalah upaya yang dilakukan oleh para petugas pendidikan agar pendidik atau sumber belajar yang disupervisi dapat meningkatkan proses kegiatan belajar mengajar, mengembangkan profesi pendidikan, memilih dan merevisi tujuan dan komponen-komponen pendidikan. Supervisi akademik terdiri dari kata supervisi dan akademik, kata akademik artinya pembelajaran atau mata pelajaran, sedang supervisi dapat diartikan sebagai pengawasan, supervisi akademik merupakan bagian dari kajian bidang supervisi pendidikan.

tujuan dan fungsi supervisi akademik¸ prinsip-prinsip dalam supervisi akademik, pendekatan dan teknis supervisi akademik. Menurut Glickman (1981), supervisi akademik bertujuan agar tercapainya tujuan pembelajaran yang direncanakan bagi murit-muritnya. Neagley (1980) menyatakan supervisi akademik diharapkan dapat meningkatkan kualitas akademik guru. Sergiovanni (1987) menyatakan setidak ada tiga tujuan supervisi akademik yaitu:

Baca Juga: Contoh Rencana Program Supervisi Dan Perangkat

                  Supervisi Kepala Sekolah

1.   supervisi akademik diselenggarakan dengan maksut membantu guru mengembangkan kemampuan profesionalnya dalam memahami akademik, kehidupan kelas, mengembangkan keterampilan mengajarnya dan menggunakan kemampuannya melalui teknik-teknik tertentu.

2.   supervisi akademik diselenggarakan dengan maksut untuk memonitor kegiaan belajar mengajar di sekolah. Kegiatan monitor bisa dilakukan dengan melakukan kunjungan kepala sekolah ke kelas-kelas disaat guru sedang mengajar, percakapan pribadi dengan guru, teman sejawatnya maupun dengan murit-muritnya.

3.   supervisi akademik diselenggarakan untuk mendorong guru menerapkan kmampuannya dalam melaksanakan tugas-tugas mengajarnya, mendorong guru mengembangkan kemampuannya sendiri, serta mendorong guru agar ia memiliki perhatian yang sungguh-sungguh (commitement) terhadap tugas dan tanggung jawabnya.

Menurut Alfonso, Firth, dan Neville (1981) supervisi akademik yang baik adalah supervisi yang mampu berfungsi mencapai multitujuan tersebut di atas. Tidak ada keberhasilan bagi supervisi akademik jika hanya memerhatikan salah satu tujuan tertentu dengan mengesampingkan tujuan lainnya. Hanya dengan merefleksi ketiga tujuan inilah supervisi akademik akan berfungsi mengubah perilaku mengajar guru. Pada gilirannya nanti perubahan perilaku guru ke arah yang lebih berkualitas akan menimbulkan perilaku belajar murid yang lebih baik.                                     

Sedangkan untuk fungsinya, supervisi akademik memiliki fungsi yang sangat penting yaitu:

1.   Penelitian (research), untuk memperoleh gambaran yang jelas dan objektif tentang suatu-situasi pendidikan.

2.   Penilaian (evaluation), lebih menekankan pada aspek positif daripada negatif.

3.   Perbaikan (improvement), dapat mengetahui bagaimana situasi pendidikan/pengajaran pada umumnya dan situasi belajar mengajarnya.

4.   Pembinaan, berupa bimbingan (guidance) kearah pembinaan diri yang disupervisi.

Lalu apa prinsip dalam supervisi akademik? Prinsip-prinsip supervisi akademik modern yang harus direalisasikan pada setiap proses supervisi akademik di sekolah-sekolah sebagaimana pendapat Tahalele dan Indrafachrudi (1975), yaitu sebagai berikut:

a.   Supervisi akademik harus mampu menciptakan hubungan kemanusiaan yang harmonis, bersifat terbuka, kesetiakawanan, dan informal. Hubungan demikian ini bukan saja antara supervisor dengan guru, melainkan juga antara supervisor dengan pihak lain yang terkait dengan program supervisi akademik.

b.   Supervisi akademik harus dilakukan secara berkesinambungan. Supervisi akademik bukan tugas bersifat sambilan yang hanya dilakukan sewaktu-waktu jika ada kesempatan. Apabila guru telah berhasil mengembangkan dirinya tidaklah berarti selesailah tugas supervisor, melainkan harus tetap dibina secara berkesinambungan. Hal ini logis, mengingat problema proses pembelajaran selalu muncul dan berkembang.

c.   Supervisi akademik harus demokratis. Supervisor tidak boleh mendominasi pelaksanaan supervisi akademiknya. Titik tekan supervisi akademik yang demokratis, aktif dan kooperatif. Supervisor harus melibatkan secara aktif guru yang dibinanya. Tanggung jawab perbaikan program akademik bukan hanya pada supervisor melainkan juga pada guru. Karena itu, program supervisi akademik sebaiknya direncanakan, dikembangkan dan dilaksanakan bersama secara kooperatif dengan guru, kepala sekolah, dan pihak lain yang terkait di bawah koordinasi supervisor.

d.   Program supervisi akademik harus integral dengan program pendidikan secara keseluruhan. Dalam upaya perwujudan prinsip ini diperlukan hubungan yang baik dan harmonis antara supervisor dengan semua pihak pelaksana program pendidikan.

e.   Supervisi akademik harus komprehensif. Program supervisi akademik harus mencakup keseluruhan aspek pengembangan akademik, walaupun mungkin saja ada penekanan pada aspek-aspek tertentu berdasarkan hasil analisis kebutuhan pengembangan akademik sebelumnya.

f.    Supervisi akademik harus konstruktif. Supervisi akademik bukanlah untuk mencari kesalahan-kesalahan guru, melainkan untuk mengembangkan pertumbuhan dan kreativitas guru dalam memahami dan memecahkan problem-problem akademik yang dihadapi. Dalam menyusun, melaksanakan, dan mengevaluasi, keberhasilan program supervisi akademik harus obyektif berdasarkan kebutuhan nyata pengembangan profesional guru.

Adapun ruang lingkup dari kegiatan supervisi akademik yang harus diketahui oleh para supervisor agar terarah dan tidak salah objek dalam pengkajiannya antara lain meliputi: a) Pelaksanaan kurikulum yang berlaku; b) Perencanaan, pelaksanaan dan penilaian proses pembelajaran oleh guru; c) Pencapaian Standar kompetensi lulusan (SKL), Standar proses, Standar isi, dan peraturan pelaksanaannya; d) Peningkatan mutu pembelajaran melalui pengembangan model kegiatan pembelajaran, peran serta peserta didik dalam proses pembelajaran secara aktif, kreatif, demokratis, mendidik, memotivasi, mendorong kreatifitas dan dialogis.

Pendekatan yang digunakan dalam menerapkan supervisi sering didasarkan pada prinsip-prinsip psikologis. Suatu pendekatan supervisi sangat bergantung pada prototype guru. Paradigma ini dikemukakan oleh Glickmn dalam Saahertian (2008). Secara teoristis terdapat beberapa pendekatan yang dapat digunakan oleh supervisor dalam melaksanakan kegiatan supervisi akademik antara lain:

a. Pendekatan langsung (direct Appoarch)

Merupakan pendekatan terhadap permasalahan yang bersifat langsung. Supervisor memberikan arahan secara langsung kepada kepala sekolah dan guru-guru yang disupervisi sehingga perilaku supervisor lebih dominan. Pendekatan ini berdasar pada pemahamn psikologi behaviorisme yang pada dasarnya setiap perbuatan berasal dari refleks, yaitu respon terhadap rangsangan atau stimulus. Sehingga guru yang mengalami kekurangan harus diberi stimulus agar bisa bereaksi lebih aktif dalam pembelajaran. Seorang supervisor dalam pendekatan ini dapat menggunakan penguatan (reinforcement) atau hukuman (punishment). Supervisor mengetahui permasalahan yang dimiliki kepala sekolah dan guru melalui kegiatan observasi dan intervew dengan perilaku menjelaskan, menyajikan, mengarahkan, memberi contoh, menerapkan tolok ukur, dan memberi penguatan.

b. Pendekatan tidak langsung (Non- direct Appoarch)

Merupakan pendekatan terhadap permasalahn yang sifatnya tidak langsung. Supervisor memberi kesempatan sebanyak-banyaknya kepada kepala sekolah dan guru untuk mengemukakan masalah yang mereka alami. Pendekatan ini didasarkan pada pemahaman psikologi humanistik yang prinsipnya menyatakan bahwa orang yang akan dibantu itu sangat dihargai. Perilaku supervisor dalam pendekatan ini yaitu mendengarkan, memberikan penguatan, menjelaskan, menyajikan, dan memecahkan masalah, dan hal ini akan dilakukan secara berkesinambungan.

c. Pendekatan kolaboratif (Colaborative Appoarch)

Merupakan pendekatan yang dipadukan antara pendekatan direktif dan non-direktif. Pada pendekatan ini supervisor dan kepala sekolah, guru-guru, dan staf sekolah bersama-sama dan bersepakat untuk menetapkan struktur, proses, dan kriteria dalam melaksanakan proses percakapan terhadap masalah yang dihadapi. Pendekatan ini didasarkan pada psikologi kognitif yang pada prinsipnyamenyatakan bahwa belajar adalah hasil paduan kegiatan individu dengan lingkungan, yang pada gilirannya nanti akan berpengaruh dalam pembentukan aktivitas individu. Dengan demikian pendekatan ini menghubungkan dua arah, yaitu atas ke bawah (top down) dan bawah ke atas (bottom up). Untuk perilaku supervisornya yaitu menyajikan,

Bagaimana teknik supervisi akademik ? Ada bermacam-macam teknik supervisi akademik dalam upaya pembinaan guru. Dalam hal ini meliputi pertemuan staf, kunjungan supervisi, buletin profesional, perpustakaan profesional, laboratorium kurikulum, penilaian guru, demonstrasi pembelajaran, pengembangan kurikulum, pengambangan petunjuk pembelajaran, darmawisata, lokakarya, kunjungan antarkelas, bacaan profesional, dan survei masyarakat-sekolah. Sedangkan menurut Gwyn, teknik-teknik supervisi itu bisa dikelompokkan menjadi dua kelompok, yaitu. teknik supervisi individual dan teknik supervisi kelompok

a. Teknik Supervisi Individual

Teknik-teknik supervisi yang dikelompokkan sebagai teknik individual meliputi: kunjungan kelas, observasi kelas, pertemuan individual, kunjungan antarkelas, dan menilai diri sendiri. Berikut ini dijelaskan pengertian-pengertian dasarnya secara singkat satu persatu.

1) Kunjungan Kelas

Merupakan teknik pembinaan guru oleh kepala sekolah, pengawas, dan pembina lainnya dalam rangka mengamati pelaksanaan proses belajar mengajar sehingga memperoleh data yang diperlukan dalam rangka pembinaan guru.

2) Observasi Kelas

Secara sederhana bisa diartikan melihat dan memperhatikan secara teliti terhadap gejala yang nampak. Observasi kelas adalah teknik observasi yang dilakukan oleh supervisor terhadap proses pembelajaran yang sedang berlangsung. Secara umum, aspek-aspek yang diamati selama proses pembelajaran yang sedang berlangsung adalah:

a) usaha-usaha dan aktivitas guru-siswa dalam proses pembelajaran

b) cara penggunaan media Pembelajaran

c) reaksi mental para siswa dalam proses belajar mengajar

d) keadaan media Pembelajaran yang dipakai dari segi materialnya.

3) Pertemuan Individual

Pertemuan individual adalah satu pertemuan, percakapan, dialog, dan tukar pikiran antara pembina atau supervisor guru, guru dengan guru, mengenai usaha meningkatkan kemampuan profesional guru. Dalam percakapan individual ini supervisor harus berusaha mengembangkan segi-segi positif guru, mendorong guru mengatasi kesulitan-kesulitannya, dan memberikan pengarahan, hal-hal yang masih meragukan sehingga terjadi kesepakatan konsep tentang situasi pembelajaran yang sedang dihadapi.

4) Kunjungan Antar Kelas

Kunjungan antar kelas dapat juga digolongkan sebagai teknik supervisi secara perorangan. Guru dari yang satu berkunjung ke kelas yang lain dalam lingkungan sekolah itu sendiri. Dengan adanya kunjungan antarkelas ini, guru akan memperoleh pengalaman baru dari teman sejawatnya mengenai pelaksanaan proses pembelajaran pengelolaan kelas, dan sebagainya.

5) Menilai Diri Sendiri

Menilai diri sendiri merupakan satu teknik individual dalam supervisi pendidikan. Penilaian diri sendiri merupakan satu teknik pengembangan profesional guru. Penilaian diri sendiri memberikan informasi secara obyektif kepada guru tentang peranannya di kelas dan memberikan kesempatan kepada guru mempelajari metode pembelajaran. Menilai diri sendiri merupakan tugas yang tidak mudah bagi guru. Untuk mengukur kemampuan mengajarnya, di samping menilai murid-muridnya, juga menilai dirinya sendiri.

b. Teknik Supervisi Kelompok

Menurut Gwynn, ada tiga belas teknik supervisi kelompok, yang harus dikatahui oleh seorang supervisor sebagai berikut: 1) Kepanitiaan-kepanitiaan; 2) Kerja kelompok; 3) Laboratorium kurikulum; 4) Baca terpimpin; 5) Demonstrasi pembelajaran; 6) Darmawisata; 7) Kuliah/studi; 8) Diskusi panel; 9) Perpustakaan jabatan; 10) Organisasi professional; 11) Buletin supervise; 12) Pertemuan guru; 13) Lokakarya atau konferensi kelompok; 14. FGD

Untuk Bapak/Ibu kepala sekolah dan atau pengawas sekolah berikut ini Contoh Instrumen Supervisi Akademik Kurikulum Merdeka Jenjang SD SMP SMA SMK dalam format PDF DISINI

Sekian Informasi tentang Contoh Instrumen Supervisi Akademik Kurikulum Merdeka Jenjang SD SMP SMA SMK Semoga bermanfaat bagi bapak ibu sekalian

 

 

 

Post a Comment

0Comments

Di harapkan berkomentarlah sesui dengan topik, dan jangan menanamkan link aktif yang akan di anggap SPAM

Post a Comment (0)