SK Juknis Penyusunan Soal HOTS

Buka Info
0

 


Buka Info-Berita dan Informasi. KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL GURUAN ISLAM NOMOR 781 TAHUN 2021 TENTANG  PETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN SOAL HIGHER ORDER THINKING SKILLS (HOTS) PADA MADRASAH. Kurikulum 2013 telah mengalami penyempurnaan beberapa kali. Salah  satu dasar penyempurnaan kurikulum tersebut adalah adanya tantangan internal dan eksternal. Tantangan internal banyak terkait dengan harapan makin praktis dan efektifnya kurikulum menunjang proses pembelajaran yang berkualitas. Sedangkan tantangan eksternal banyak terkait dengan kemajuan teknologi dan informasi, kebangkitan industri kreatif, budaya, dan perkembangan pendidikan di tingkat dunia.

Isu perkembangan pendidikan di tingkat dunia mengharuskan peserta didik untuk mampu berpikir kritis dan analitis sesuai dengan standar internasionaltuntutan kehidupan masa depan. Oleh karena itu, standar penilaian perlu mengalami perubahan yaitu dengan mengadaptasi secara bertahap model-model penilaian yang mengedepankan kompetensi berfikir dan kreativitas. Penilaian hasil belajar diharapkan dapat membantu peserta didik untuk meningkatkan kemampuan berpikir tingkat tinggi (Higher Order Thinking Skills), karena berpikir tingkat tinggi dapat mendorong peserta didik untuk mengaitkan materi pelajaran dengan kebutuhan kehidupan nyata.

Hasil studi internasional Programme for International Student Assessment (PISA) tahun 2015 dan 2018 menunjukkan bahwa prestasi literasi membaca (reading literacy), literasi matematika (mathematical literacy), dan literasi sains (scientific literacy) yang dicapai peserta didik Indonesia sangat rendah. Pada umumnya kemampuan peserta didik Indonesia sangat rendah dalam: (1) memahami informasi yang kompleks; (2) teori, analisis, dan pemecahan masalah; (3) pemakaian alat, prosedur dan pemecahan masalah; dan (4) melakukan investigasi.

Berdasarkan fakta di atas, maka penilaian yang dikembangkan oleh guru madrasah diharapkan dapat mendorong peningkatan kemampuan berpikir tingkat tinggi, meningkatkan kreativitas, dan membangun kemandirian peserta didik untuk menyelesaikan masalah. Oleh karena itu Direktorat Jenderal Pendidikan Islam menyusun Petunjuk Teknis Penulisan Soal Higher Order Thinking Skills (HOTS). 

Petunjuk teknis ini disusun untuk:

1.   Memberikan pemahaman kepada guru madrasah tentang konsep penyusunan soal HOTS;

2.    Mengembangkan keterampilan guru madrasah untuk menyusun butir soal HOTS;

3.   Menjadi rujukan dalam penyusunan soal di madrasah.

Petunjuk teknis penyusunan soal Higher Order Thinking Skills (HOTS) terdiri atas konsep penilaian, penyusunan kisi-kisi, penyusunan soal Higher Order Thinking Skills (HOTS), dan teknik penulisan soal.

Petunjuk Teknis Penyusunan Soal Higher Order Thinking Skills (HOTS) ini ditujukan kepada:

1.   Guru madrasah;

2.   Kepala Madrasah;

3.   Pengawas Madrasah;

4.   Pengambil Kebijakan dalam penilaian pembelajaran madrasah .

Penilaian adalah proses pengumpulan dan pengolahan data atau  informasi untuk mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik. Pengumpulan informasi tersebut ditempuh melalui berbagai teknik penilaian, menggunakan berbagai instrumen, dan berasal dari berbagai sumber. Upaya meningkatkan kualitas pembelajaran dapat ditempuh melalui peningkatan kualitas sistem penilaiannya. Sistem penilaian yang baik akan mendorong guru untuk menentukan strategi mengajar yang baik dan memotivasi peserta didik untuk belajar yang lebih baik. Penilaian harus dilakukan secara efektif. Oleh karena itu, meskipun informasi dikumpulkan sebanyak-banyaknya dengan berbagai upaya, tapi kumpulan informasi tersebut tidak hanya lengkap dalam memberikan gambaran, tetapi juga harus akurat untuk menghasilkan keputusan.

Pengumpulan informasi pencapaian hasil belajar peserta didik memerlukan metode dan instrumen penilaian, serta prosedur analisis sesuai dengan karakteristiknya masing-masing. Kurikulum 2013 merupakan kurikulum berbasis kompetensi dengan Kompetensi Dasar (KD) sebagai kompetensi minimal yang harus dicapai oleh peserta didik. Untuk mengetahui ketercapaian KD, guru harus merumuskan sejumlah indikator sebagai acuan penilaian.

Penilaian tidak hanya difokuskan pada hasil belajar tetapi juga pada proses belajar. Peserta didik juga mulai dilibatkan dalam proses terhadap dirinya sendiri sebagai sarana untuk berlatih melakukan penilaian diri.

Soal-soal HOTS merupakan instrumen pengukuran yang digunakan  untuk mengukur kemampuan berpikir tingkat tinggi, yaitu kemampuan berpikir yang tidak sekadar mengingat (recall), menyatakan Kembali (restate), atau merujuk tanpa melakukan pengolahan (recite). Soal-soal HOTS pada konteks asesmen mengukur kemampuan:1)  transfer satu konsep ke  konsep lainnya, 2) memroses dan menerapkan informasi,3) mencari kaitan dari berbagai informasi yang berbeda- beda, 4) menggunakan informasi untuk menyelesaikan masalah, dan 5) menelaah ide dan informasi secara kritis. Meskipun demikian, soal-soal yang berbasis HOTS  tidak berarti soal yang lebih sulit dari pada soal recall.

Dilihat dari dimensi pengetahuan, umumnya soal HOTS mengukur dimensi metakognitif, tidak sekadar mengukur dimensi faktual, konseptual, atau prosedural saja. Dimensi metakognitif menggambarkan kemampuan menghubungkan beberapa konsep yang berbeda, menginterpretasikan, memecahkan masalah (problem solving), memilih strategi pemecahan masalah, menemukan (discovery) metode baru, berargumen (reasoning), dan mengambil keputusan yang tepat.

Dimensi proses berpikir dalam Taksonomi Bloom sebagaimana yang telah disempurnakan oleh Anderson & Krathwohl (2001), terdiri atas kemampuan: mengetahui (knowing-C1), memahami (understanding-C2), menerapkan (aplying-C3), menganalisis (analyzing-C4), mengevaluasi (evaluating-C5), dan mengkreasi (creating-C6). Soal-soal HOTS pada umumnya mengukur kemampuan pada ranah menganalisis (analyzingC4), mengevaluasi (evaluating-C5), dan mengkreasi (creating-C6). Padapemilihan kata kerja operasional (KKO) untuk merumuskan indikator soal HOTS, hendaknya tida kterjebak pada pengelompokan KKO. Sebagai contoh kata kerja ‘menentukan’ pada Taksonomi Bloom ada pada ranah C2 dan C3. Dalam konteks penulisan soal-soal HOTS, kata kerja ‘menentukan’ bisa jadi ada pada ranah C5 (mengevaluasi) apabila untuk menentukan keputusan didahului dengan proses berpikir menganalisis informasi yang disajikan pada stimulus lalu peserta didik diminta menentukan keputusan yang terbaik. Bahkan kata kerja ‘menentukan’ bisa digolongkan C6 (mengkreasi) bila pertanyaan menuntut kemampuan menyusun strategi pemecahan masalah baru. Jadi, ranah kata kerja operasional (KKO) sangat dipengaruhi oleh proses berpikir apa yang diperlukan untuk menjawab pertanyaan yang diberikan.

Penyusunan soal-soal HOTS umumnya menggunakan stimulus. Stimulus merupakan dasar untuk membuat pertanyaan. Dalam konteks HOTS. Stimulus dapat bersumber dari isu-isu global seperti masalah teknologi informasi, sains, ekonomi, kesehatan, pendidikan, dan infrastruktur.  Stimulus juga dapat diangkat dari permasalahan-permasalahan yang ada di lingkungan sekitar satuan pendidikan seperti budaya, adat, kasus-kasus di daerah, atau berbagai keunggulan yang terdapat di daerah tertentu. Kreativitas seorang guru sangat mempengaruhi kualitas dan variasi stimulus yang digunakan dalam penulisan soal HOTS.  Dalam mengembangkan stimulus, penulis soal HOTS harus memperhatikan empat kriteria berikut ini.

1.   Edukatif yaitu mendidik dan menghindari hal-hal yang negatif;

2.   Menarik yaitu variatif berupa antara lain narasi, infografis, gambar, tabel, teks bacaan, foto, kasus, foto, rumus, teks drama, penggalan cerita, peta, daftar kata, simbol, contoh, dan suara yang direkam;

3.   Inspiratif yaitu mampu mengembangkan imajinasi dan keingintahuan;

4.   Kekinian yaitu sesuai dengan kondisi terbaru (kontekstual). 

Berikut Unduh KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL GURUAN ISLAM NOMOR 781 TAHUN 2021 TENTANG  PETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN SOAL HIGHER ORDER THINKING SKILLS (HOTS) PADA MADRASAH Unduh Disini

Petunjuk Teknis Penyusunan Soal HOTS pada Madrasah ini disusun sebagai panduan bagi Guru Madrasah, Kepala Madrasah, Pengawas Madrasah, dan pemangku kepentingan lainnya dalam rangkaian kegiatan pelaksanaan penilaian. Dengan diterbitkannya petunjuk teknis diharapkan guru madrasah mampu menyusun soal yang berkualitas.

Post a Comment

0Comments

Di harapkan berkomentarlah sesui dengan topik, dan jangan menanamkan link aktif yang akan di anggap SPAM

Post a Comment (0)