Presiden Jokowi Serukan Germas

Buka Info


 
Tidak kurang Presiden Joko Widodo (Jokowi) pun turut menyeruakan Germas ketika memberi sambutan pada pembukaan Rakeskesnas 2017 di Hotel Bidakara Jakarta beberapa waktu lalu. Presiden meminta kepada para tenaga kesehatan untuk terus mengingatkan kepada masyarakat mengenai pola hidup sehat ini melalui Gerakan Masyarakat Menuju Sehat, GERMAS. Diharapkan, pola hidup sehat menjadi tren baru yang terus digelorakan agar masyarakat menjadi sadar akan pentingnya kesehatan. Dalam sambutannya, Kepala Negara mengajak masyarakat untuk kembali dan membiasakan diri dengan pola hidup sehat. Presiden meminta kepada para tenaga kesehatan untuk terus mengingatkan kepada masyarakat mengenai pola hidup sehat ini melalui Germas. “Kita kembalikan lagi kepada pola hidup sehat. Entah pola makannya, pemeriksaan dirinya, kegiatan olahraganya, lingkungan sanitasi, atau air bersihnya. Kita gerakkan ke sana,” tutur Presiden.
Presiden juga meminta seluruh pihak untuk mengubah pola pikirnya mengenai kesehatan. Banyaknya pasien yang berhasil ditangani oleh sebuah fasilitas kesehatan, menurut Presiden bukan menjadi tolak ukur sebuah keberhasilan pemerintah. Sebab, keberhasilan pemerintah dalam menangani persoalan kesehatan masyarakat sesungguhnya ditandai dengan semakin meningkatnya masyarakat yang menjalankan hidup sehat. “Yang benar adalah kita membuat masyarakat itu sehat sehingga puskesmas dan rumah sakit sepi. Yang benar itu, jangan dibalik-balik. Saya masuk rumah sakit daerah dapat laporan kalau di sana pasien selalu antre. Ini yang keliru,” ucapnya. Lebih lanjut, upaya perbaikan kesehatan yang dimulai dengan pemenuhan gizi merupakan salah satu investasi jangka panjang terbaik yang dapat dilakukan. Di era persaingan seperti ini, Indonesia –selain membutuhkan sumber daya manusia yang terampil, tentunya juga memerlukan sumber daya manusia yang sehat. “Kenapa saya berkunjung ke daerah untuk pemberian makanan tambahan ke ibu hamil dan balita? Saya hanya ingin memberikan pesan bahwa yang namanya gizi itu diperlukan sejak dalam kandungan. Ini investasi jangka panjang. Begitu kita berkompetisi dengan negara lain, menang dan kalah itu ditentukan dari investasi kita sejak dini,” lanjut Presiden. Pada pemerintahan Presiden Jokowi, pembangunan kesehatan menjadi investasi utama untuk pengembangan kualitas sumber daya manusia (SDM) Indonesia. Pembangunan kesehatan merupakan suatu meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan setiap individu untuk dapat berperilaku hidup sehat bagi tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Untuk mewujudkan itu, diperlukan perencanaan pembangunan kesehatan secara sistematis, terarah, terpadu, menyeluruh, serta keterlibatan berbagai komponen bangsa.
Sejak dicanangkannya Germas di 10 kota/kabupaten bersamaan pada peringatan Hari Kesehatan Nasional (HKN) ke-52 yang jatuh pada 12 November 2016 lalu, gaung Germas terus membahana menerobos ke peloksok nusantara melalui sosialisasi ke berbagai pihak maupun tindakan nyata yang dilakukan Kemenkes dengan penggerak utamanya melalui Ditjen Kesmas. Indonesia saat ini tengah menghadapi tantangan serius berupa beban ganda penyakit, yaitu perubahan gaya hidup masyarakat yang ditengarai menjadi salah satu penyebab terjadinya pergeseran pola penyakit (transisi epidemiologi) dalam 30 tahun terakhir. Pada era 1990-an, penyebab kematian dan kesakitan terbesar adalah penyakit menular seperti infeksi saluran pernapasan atas (ISPA), tuberkulosis (TBC), dan diare. Namun sejak 2010, penyakit tidak menular (PTM) seperti stroke, jantung, dan kencing manis memiliki proposi lebih besar di pelayanan kesehatan. Pergeseran pola penyakit ini juga mengakibatkan beban pada pembiayaan kesehatan negara. Karena alasan itu, Germas menjadi momentum bagi masyarakat guna membudayakan pola hidup sehat. Germas tidak bisa dilakukan sendiri oleh Kemenkes, karena memang harus menjadi suatu tindakan sistematis dan terencana yang dilakukan secara bersama-sama oleh seluruh komponen bangsa dengan kesadaran, kemauan, dan kemampuan berperilaku sehat untuk meningkatkan kualitas hidup. Germas meliputi kegiatan: melakukan aktivitas fisik, mengkonsumsi sayur dan buah, tidak merokok, tidak mengkonsumsi alkohol, memeriksa kesehatan secara rutin, membersihkan  lingkungan, dan menggunakan jamban. Pada tahap awal, Germas secara nasional dimulai dengan berfokus pada tiga kegiatan, yaitu: 1) melakukan aktivitas fisik 30 menit per hari, 2) mengkonsumsi buah dan sayur, dan 3) memeriksakan kesehatan secara rutin minimal 6 bulan sekali sebagai upaya deteksi dini penyakit.
Gerakan nasional yang diprakarsai oleh Presiden RI ini dicanangkan dalam rangka penguatan pembangunan kesehatan yang mengedepankan upaya promotif-preventif, tanpa mengesampingkan upaya kuratif rehabilitatif dengan melibatkan seluruh komponen bangsa dalam memasyarakatkan paradigma sehat. Germas bertujuan menurunkan beban penyakit, menghindarkan terjadinya penurunan produktivitas penduduk, dan menurunkan beban pembiayaan pelayanan kesehatan karena meningkatnya penyakit dan pengeluaran kesehatan. Permasalahan kesehatan yang timbul saat ini merupakan akibat dari perilaku hidup yang tidak sehat juga ditambah sanitasi lingkungan serta ketersediaan air bersih yang masih kurang memadai di beberapa tempat. Hal tersebut sebenarnya dapat dicegah bila fokus upaya kesehatan diutamakan pada upaya preventif dan promotif dalam menumbuh-kembangkan kemandirian keluarga dan masyarakat untuk berperilaku hidup bersih dan sehat (PHBS).