“Mari, Bapak, Ibu.. Kita lakukan
peregangan selama 3 menit sesuai instruksi yang sudah dibagikan…….. tujuh..
delapan....” Pernah
dengar pengumuman
tersebut? Bagi seluruh pegawai di Kementerian Kesehatan (Kemenkes)
Pusat sudah tidak
asing lagi. Mendengar instruksi dan aba-aba tersebut akan langsung
mengambil posisi
untuk melakukan peregangan di tempat kerja. Kadang dilakukan ketika
sedang serius bekerja,
kadang ketika rapat, atau saat sedang mengerjakan sesuatu. Pengumuman
itu akan bergaung
setiap hari kerja jam 10 pagi dan jam 2 siang di gedung Kemenkes.
Apa itu peregangan?
Peregangan adalah melakukan gerakan-gerakan
yang bertujuan melenturkan atau melemaskan kembali bagian-bagian tubuh yang
kaku. Gerakan peregangan di Kemenkes yang banyak dilakukan adalah gerakan aktif
dinamis sekitar 3 menit dan hampir semua pegawai mengetahui gerakan peregangan.
Peregangan merupakan salah satu aktivitas fisik dalam program Gerakan
Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS). Untuk program prioritas Germas lainnya yaitu
banyak makan buah dan sayur, dan memeriksakan kesehatan secara berkala. Di
lapangan upacara Kemenkes Pusat, setiap Jumat pagi selalu dilaksanakan senam
bersama. Sedangkan pada tiap minggu pertama setiap bulannya diadakan bazaar
dengan aneka dagangan seperti buah-buahan, sayur mayur, ikan, dan lainnya. Tiap
tiga bulan sekali, pada acara senam bersama, dibarengi dengan pengukuran
kebugaran oleh Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga. Pengukuran kebugaran
ini dilakukan untuk mengetahui status kebugaran setiap pegawai di lingkup
Kemenkes. Banyaknya pegawai yang turut terlibat dan antusiasme pegawai mau
melakukan pengukuran kebugaran serta banyaknya pedagang di bazar yang berjualan
menjadi indikator keberhasilan Germas di kantor Kemenkes Pusat. Dalam Germas,
perubahan gaya hidup diharapkan membuat semua pekerja dapat menjadi sehat dan
bugar sehingga menunjang produktivitas kerja. Peregangan menjadi sesuatu yang
wajib dikerjakan karena didapati banyak pekerja –terutama pekerja kantoran,
bekerja dengan gerakan statis, terlalu lama duduk, dan posisi bekerja tidak
ergonomis.
Mengapa peregangan
penting?
Ketika sedang bekerja, jika posisi tubuh
salah dan cara kerja yang tidak tepat, akan menimbulkan rasa tidak nyaman atau
keluhan. Jika berlangsung lama kondisi ini dapat menimbulkan masalah kesehatan.
Maka pengaturan posisi tubuh berperan penting dalam mempertahankan kebugaran
atau kelenturan otototot tubuh. Bekerja dengan posisi kerja dan cara kerja yang
tidak ergonomis dapat menimbulkan penyakit yang berhubungan dengan otot dan
tulang rangka. Apalagi bila terlalu lama duduk di depan layar komputer dapat
menimbulkan rasa nyeri/sakit terutama pada leher dan punggung akibat kekakuan
pada otot-otot tubuh. Untuk melenturkan kembali otot tubuh diperlukan
peregangan/stretching agar tetap bugar selama beraktifitas di
kantor. Salah satu penyakit yang dapat terjadi akibat postur kerja berkaitan
dengan ergonomi yaitu musculoskeletal
yaitu risiko kerja mengenai gangguan otot
yang disebabkan oleh kesalahan postur kerja dalam melakukan suatu aktifitas
kerja. Bila postur kerja yang dilakukan salah atau tidak ergonomis, pegawai
akan cepat lelah sehingga konsentrasi dan tingkat ketelitiannya menurun,
Akibatnya kualitas dan kuantitas hasil kerja menurun, yang pada akhirnya
menurunkan produktifitas kerja. Melakukan pekerjaan dengan sikap yang tidak
ergonomis dan postur tubuh yang salah mengakibatkan beberapa keluhan otot dari
rasa nyeri/ pegal dari yang ringan sampai berat, bahkan bisa mengalami GOTRAK (Gangguan
Otot Tulang Rangka). Untuk itu diperlukan pelemasan/ pelenturan otot di samping
perubahan perilaku kerja yang salah dalam bekerja, seperti posisi tubuh yang
membungkuk saat menggunakan komputer, pandangan tidak lurus menghadap layar
computer, dan sikap tubuh yang miring. Untuk menghindari terjadinya gangguan
musculoskeletal, pencegahan sedini mungkin dengan melakukan gerakangerakan yang
dapat melemaskan dan melenturkan otot-otot yang kaku. Peregangan di tempat
kerja telah dimulai oleh Kementerian Kesehatan, dalam hal ini Direktorat Kesehatan
Kerja dan Olahraga Sejak dicanangkan Mei 2016, semua lingkup Kemenkes
melaksanakan peregangan bahkan dilakukan evaluasi pelaksanaan peregangan setiap
eselon 2 untuk melihat sejauh mana keaktifan semua pegawai. Pegawai bisa
melakukan peregangan aktif dinamis atau peregangan yang dilaksanakan dalam
posisi duduk. Semua harus dilakukan dengan senang hati dan dari kemauan
sendiri. Dalam perkembangannya, peregangan di tempat kerja telah tersosialisasi
dengan baik. Peregangan di tempat kerja semakin banyak dilaksanakan di kantor
dinas kesehatan/ instansi baik pusat dan daerah. Makin banyak lintas sektor dan
lintas program ikut termotivasi untuk menjadi lebih sehat, bugar dan produktif.
Diharapkan peregangan di tempat kerja akan semakin membudaya baik di sektor
formal dan informal sehingga tercapai tujuan Germas dalam meningkatkan kualitas
hidup masyarakat untuk mau dan mampu berperilaku sehat. Peregangan di tempat
kerja bisa dikatakan terobosan yang baik di Kemenkes. Pegawai yang sehat dan
bugar cerminan SDM yang berkualitas dan produktif. Mulai sekarang lakukan
peregangan bersama teman-teman kantor dengan senang hati, Peregangan di
sela-sela waktu kerja untuk melepas kepenatan tubuh sangat menyenangkan. Ya,
jangan tunda tubuh kita untuk menjadi bugar dan sehat! “Mari, Bapak, Ibu…” Aha, terdengar lagi pengumuman itu,…”come on don’t be lazy.. just three minutes…. ACTION”