Keberhasilan penyampaian pesan Gizi Seimbang kepada
masyarakat sangat dipengaruhi oleh Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE) yang
diterapkan. Untuk mendapatkan hasil yang optimal dalam penyampaian pesan Gizi
Seimbang agar berdampak pada perubahan perilaku hidup masyarakat kearah “Pola
konsumsi gizi seimbang” diperlukan strategi dan implementasi KIE yang tepat dan
berbasis masyarakat.
A. Strategi
Strategi KIE yang diterapkan dalam penyampaian pesan
Gizi Seimbang kepada masyarakat berdasarkan sasaran dan tujuan yang ingin
dicapai untuk masing-masing sasaran adalah:
1. Mengembangkan pesanGizi Seimbang spesifik lokal yang mudah
dipahami dan dimengerti serta mudah diingat oleh masyarakat berbasis data
dengan cara:
a. Mengembangkan pesan Gizi Seimbang sesuai dengan budaya dan
menggunakan bahasa setempat,
b. Memperkenalkan menu makanan sehat
c. Memodifikasi menu lokal yang belum memenuhi kaidah gizi
seimbang menjadi gizi seimbang.
2. Pemberdayaan masyarakat agar berperan serta secara aktif dalam
kegiatan penyuluhan gizi melalui:
a. Diseminasi informasi, orientasi atau pelatihan terhadap
tokoh-tokoh lokal seperti Tokoh Agama-Tokoh Masyarakat, PKK, guru, penyuluh
pertanian, wartawan, kader dll untuk meningkatkan pengetahuan dan kemampuan
serta ketrampilannya dalam penyuluhan Gizi Seimbang
b. Menjalin kemitraan dengan tokoh tokoh lokal, organisasi
masyarakat dan lembaga swadaya masyarakat dalam setiap kegiatan KIE Gizi
Seimbang sesuai dengan potensi masing masing
c. Pemanfaatan forum komunikasi di masyarakat untuk membentuk
Kelompok Diskusi Terarah/Focus Group Discusion (FGD) dalam upaya meningkatkan pengetahuan, kemampuan dan
ketrampilananalisis terhadap masalah gizi dan pemecahannya serta penyampaian
pesan pesan Gizi Seimbang.
3.
Melalui pendekatan formal dan informal yang berkesinambungan yaitu:
a.
Diseminasi Informasi dan pelatihan kepada petugas penyuluhan gizi dari berbagai
instansi terkaitantara lainKementerianKesehatan, Pertanian, Pendidikan &
Kebudayaan, Agama; Tokoh Agama-Tokoh Masyarakat, Ormas dan LSM.
b.
Pemanfaatan kegiatan sosial yang tumbuh dan berkembang di masyarakat misalnya
upaya kesehatan bersumber daya masyarakat (UKBM), arisan, pengajian dan
lain-lain.
c.
Pemanfaatan berbagai saluran komunikasi yang tepat sesuai dengan ketersediaan
dan kebutuhan lokal untuk kegiatan advokasi dan sosialisasi kegiatan KIE Gizi
Seimbang
d.
Komunikasi massal (mass communication)
4.
Dilaksanakan secara lintas sektor dan lintas program melalui Koordinasi,
Integrasi dan Sinkronisasi (KIS) yaitu :
a.
Pendidikan dan penyuluhan gizi seimbang dilaksanakan secara terkoordinasi
dengan berbagai institusi pemerintah melalui suatu teamwork
diberbagai tingkatan
b.
Koordinasi seyogyanya dilakukan oleh pemerintah daerah setempat
c.
Kegiatan pendidikan dan penyuluhan gizi seimbang dilaksanakan secara
terintegrasi dan sinkron dengan kegiatan dari program sektor yang terkait.
B.
Implementasi
Kegiatan KIE dalam penyampaian pesan Gizi Seimbang dilaksanakan
dengan menggunakan metode yang tepat dan cepat melalui:
1.
Pengembangan KIE - Gizi Seimbang sesuai karakteristik dan budaya lokal Kegiatan
yang dianjurkan adalah:
a.
Menciptakan pesan pesan Gizi Seimbang sesuai prioritas denganmenggunakan bahasa
daerah setempat
b. Memperkenalkan
menu makanan sehat dan memodifikasi menu yang belum memenuhi kaidah gizi
seimbang.Contoh:
i.
Modifikasi menu: Soto yang menggunakan santan diganti soto dengan menggunakan
perasan air jeruk.
ii.
Memperkenalkan/mempopulerkan Menu sehat: gado-gado, bubur manado, kapurung,
karedok, binte biluhuta dll.
2. Pemberdayaan
dan peningkatan Partisipasi Masyarakat melalui:
a.
Pelatihan dan pendidikan bagi pelatih (Training of the
trainer/ToT) :
1)
Jenjang ToT :
a)
Pusat : untuk melatih calon konselor Gizi Seimbang dan pelatih tim propinsi.
b)
Propinsi : untuk melatih calon pelatih tim kabupaten/kota.
2)
Peserta ToT :
a)
Petugas lintas sektor terkait
b)
Organisasi profesi dan kemasyarakatan.
b.
Pelatihan dan pendidikan bagi penyuluh dan kader Gizi Seimbang :
1)
Lokasi pelatihan di kabupaten/kota
2)
Peserta pelatihan berasal dari berbagai kelompok masyarakat di tingkat desa dan
kecamatan seperti : petugas dari berbagai instansi pemerintah, wartawan,
penyuluh lapangan, Tokoh Agama-Tokoh Masyarakat, guru, dosen, tim PKK, LSM,
profesi, kepala KUA, penghulu.
3)
Tujuan pelatihan adalah untuk meningkatkan pengetahuan, kemampuan dan
keterampilan peserta dalam melatih penyuluh dan kader tentang KIE penyampaian
pesan Gizi Seimbang
4)
Tema dan Materi pelatihan agar disesuaikan dengan kebutuhan dan prioritas
masalah gizi yang dihadapi setempat/local
5)
Metode pelatihan bersifat “partisipasi aktif” yang berarti para peserta
dilibatkan secara aktif dalam semua proses pelatihan.
c.
Semiloka/lokakarya/sarasehan.
1)
Tujuan kegiatan semiloka/lokakarya/sarasehan adalah untuk meningkatkan
kesadaran dan partisipasi penentu kebijakan, Tokoh Agama-Tokoh Masyarakat,
organisasi kemasyarakatan, lembaga swadaya masyarakat & profesi dll dalam
penyampaian pesan Gizi
Seimbang
kepada masyarakat.
2)
Tema, proses dan target hasil yang hendak dicapai dalam
semiloka/lokakarya/sarasehan agar disesuaikan dengan keadaan dan masalah
setempat serta kebutuhan yang mendesak
d.
Pembentukan “Focus Group Discussion (FGD)”/Kelompok
Diskusi Terarah di berbagai tingkatan mulai dari Desa sampai Kecamatan
1)
Tujuannya adalah untuk meningkatkan pengetahuan, kemampuan dan keterampilan
masyarakat agar mampu menganalisis masalah gizi setempat dan pemecahannya serta
penyampaian pesan Gizi Seimbang
2)
Metode yang digunakan adalah “Partisipasi aktif” yang berarti seluruh peserta
diajak aktif berpartisipasi dalam diskusi, penyampaian pengalaman dan
pendapatnya
3)
Peserta diskusi adalah anggota masyarakat yang diharapkan dapat menyampaikan
pesan Gizi Seimbang kepada masyarakat dalam rangka perubahan perilaku
masyarakat kearah “Pola Konsumsi Gizi Seimbang”
4)
Tema yang dipilih dalam setiap diskusi adalah sesuai dengan prioritas pesan
Gizi Seimbang dan masalah gizi yang dihadapi setempat
5)
Jumlah peserta setiap diskusi sekitar 10 orang
6)
Diskusi dapat dilaksanakan setiap 3 bulan sekali atau disesuaikan dengan
kebutuhan dengan lama diskusi 1 jam.
7)
Penanggung jawab/fasilitator FGD adalah Tenaga Gizi Puskesmas.
3.
Pemantapan kegiatan melalui pendekatan formal dan informal yang
berkesinambungan dan diintegrasikan ke dalam instansi terkait.
4.
Mengangkat “Bunda dan Duta Gizi Seimbang (DGS)”
a.
Tujuan dari pengangkatan DGS adalah untuk meningkatkan kesadaran masyarakat
tentang gizi seimbang melalui keteladanan tokoh sebagai panutan.
b.
Tokoh yang ditunjuk/diangkat sebagai DGS adalah anggota masyarakat yang dikenal
luas oleh masyarakat, berdedikasi tinggi, berprestasi dalam bidang profesinya,
dan perilakunya dapat dijadikan panutan.
c.
Penunjukkan/pengangkatan dilakukan oleh Kepala Daerah setempat atas saran
Organisasi Profesi terkait pangan dan gizi dan pejabat terkait.
C.
Pemantauan dan Evaluasi
Untuk
mengetahui permasalahan, kesulitan dan hambatan serta keberhasilan dari
operasionalisasi kegiatan KIE-Gizi Seimbang perlu dilakukan pemantauan dan
evaluasi secara seksama.
1.
Pemantauan.
a.
Tujuan dari pemantauan adalah untuk mengetahui perkembangan, permasalahan,
kesulitan dan hambatan dalam pelaksanaan kegiatan KIEGizi Seimbang.
b.
Pemantauan dilakukan melalui metode:
1) Pencatatan
& Pelaporan dengan menggunakan formulir isian
2)
Pertemuan.
Secara
berkala minimal 2X sebulan para petugas mengadakan pertemuan untuk
mendiskusikan hasil pemantauan dan evaluasi
3)
Kunjungan lapangan.
Pemantauan
dapat dilakukan dengan mengadakan kunjungan lapangan bila dianggap perlu untuk
mengetahui proses pelaksanaan kegiatan
2.
Evaluasi
a.
Tujuan evaluasi adalah untuk mengetahui keberhasilan dan permasalahan dalam
kegiatan penyampaian pesan Gizi Seimbang
b.
Ruang lingkup yang dievaluasi meliputi:
1)
Masukan seperti biaya operasional, sarana, tenaga dan metode KIE, apakah telah
sesuai dengan rencana dan apa permasalahannya
2)
Proses untuk mengetahui perkembangan dan permasalahan dalam pelaksanaan yang
meliputi kegiatan:
a)
Perencanaan
b)
Pengorganisasian dan koordinasi
c)
Pelaksanaan kegiatan
d)
Pemantauan dan evaluasi
3)
Luaran untuk mengetahui tingkat pemahaman dan pengetahuan masyarakat tentang
gizi seimbang.
4)
Dampak, untuk mengetahui tingkat keberhasilan KIE dalam perubahan perilaku
“pola konsumsi gizi seimbang”.
D.
PEMBERIAN PENGHARGAAN (Reward)
Untuk memotivasi dan meningkatkan partisipasi petugas dalam
melaksanakan kegiatan KIE–Gizi Seimbang, kepada petugas yang berhasil
melaksanakan tugasnya dengan baik diberikan penghargaan berupa piagam, materi,
kesempatan mendapat pendidikan atau penjenjangan karier.
Jangan lewatkan:
Pedoman Gizi Seimbang Untuk Mencapai Indonesia Sehat
Prinsip Gizi Seimbang
Pesan Gizi Seimbang
Gizi Seimbang Bangsa Sehat Berprestasi
Komunikasi Informasi Dan Edukasi Gizi Seimbang
Jangan lewatkan:
Pedoman Gizi Seimbang Untuk Mencapai Indonesia Sehat
Prinsip Gizi Seimbang
Pesan Gizi Seimbang
Gizi Seimbang Bangsa Sehat Berprestasi
Komunikasi Informasi Dan Edukasi Gizi Seimbang