Buka Info-Berita dan Informasi. Kemendikbud pada
tahun 2021 akan menyelenggarakan Asesmen Kompetensi Minimum dan Survei
Karakter. Asesmen tersebut tidak dilakukan berdasarkan mata pelajaran atau
penguasaan materi kurikulum seperti yang selama ini diterapkan dalam ujian
nasional, melainkan melakukan pemetaan terhadap dua kompetensi minimum siswa,
yakni dalam hal literasi dan numerasi.
Literasi dan numerasi yang dimaksud sendiri hendaknya
dimaknai sebagai lintas mata pelajaran. “Jadi sebenarnya fokus literasi, numerasi, pendidikan karakter
ini membutuhkan pemikiran yang tidak terikat pada satu disiplin. Jadi guru-guru
perlu untuk mendorong bagaimana bisa menciptakan ruang-ruang terjadinya apakah
itu project bersama-sama dan lain
sebagainya,” ujar Dirjen GTK
Kemendikbud, Iwan Syahril dalam wawancara telekonferensi.
“Tetap memang begini literasi, numerasi ini menurut
saya perlu kita kuatkan. Literasi terutama dalam pemahaman ilmu pendidikan pada
saat ini, literasi kan bukan sekadar ilmu bahasa. Literasi ini lintas mapel
sebenarnya. Memang dalam konteks guru-guru perlu kita belajar bersama-sama
bagaimana memaknai literasi dan numerasi ini dalam konteks yang lintas disiplin
tersebut,” sambungnya.
Literasi dan numerasi intinya adalah bagaimana
memaknai informasi yang bermacam-macam. Kalau literasi, informasi dalam bentuk
teks. Kalau numerasi, informasi dalam bentuk angka dan kemudian maknanya
seperti apa, kemudian memproduksi makna seperti apa. Fokusnya pada meaning.
Ada pun terkait survei karakter, hal tersebut sejalan
dengan upaya mewujudkan Profil Pelajar Pancasila. “Pendidikan karakter tentunya yang paling penting
nilai-nilai Pancasila tadi yang merupakan pondasi dari negara kita. Nilai
Pancasila yang berketuhanan yang maha esa, berkemanusiaan yang adil dan
beradab, cinta tanah air–persatuan Indonesia, kerakyatan-demokrasi, dan
keadilan sosial itu merupakan nilai-nilai yang tumbuh kembang di dalam sistem
pendidikan kita. Tidak harus ada mata pelajaran tersendiri menurut saya. Ini
bisa ada di setiap mapel atau setiap bentuk kegiatan, ini sangat mungkin
sekali,” terang Dirjen GTK
Kemendikbud Iwan Syahril. “Karakter itu jangan dimaknai menurut saya ‘ini kita
lagi pendidikan karakter ya, jadi kita harus belajar bagus’. Nanti kalau
pelajaran matematika, enggak ada karakternya dong. Atau belajar sains, enggak
ada karakternya. Enggak begitu. Itu embeded sebenarnya.
Perlu cara berpikir yang lebih komprehensif dan lintas disiplin untuk melakukan
ini semua agar dapat berjalan dengan baik.
Demikian Informasi tentang Asesmen Kompetensi Minimum dan Survei Karakter
Semoga Bermanfaat, #MerdekaBelajar
Sumber Artikel: https://gtk.kemdikbud.go.id/read-news/cerdas-berliterasi-pada-asesmen-kompetensi-minimum
Di harapkan berkomentarlah sesui dengan topik, dan jangan menanamkan link aktif yang akan di anggap SPAM