Keistimewaan Malam Lailatul Qadar dan Tanda Orang Yang Mendapatkan Malam Lailatul Qadar |
Buka Info - Wawasan Islam. Sahabat Yang Berbahagia Dalam Keadaan Pandemi Covid-19 Buka Info Tetap Selalu Semangat Dan Setia Memberikan Informasi Yang Dapat Sahabat Jadikan Bahan Referensi dan menjadikan panduan bagi sahabat pembaca buka info yang setia. Di Kesempatan Ini Buka Info Akan Share mengenai wawasan Islam Tentang Keistimewaan Malam Lailatul Qadar dan Tanda Orang Yang Mendapatkan Malam Lailatul Qadar.
Keistimewaan
Malam Lailatul Qadar
Salah satu
keistimewaan Ramadhan adalah Malam Kemuliaan (Lailatul Qadar), sebagimana
diperkuat oelh Q.S Al Qadar, 1-5 yang artinya “ (1) Sungguh, Kami telah
menurunkan Al-Qur an pada malam kemuliaan (lailatul qadar), (2) Tahukah kamu,
apa malam kemuliaan (lailatul qadar) itu? (3) Malam kemuliaan (laliatul qadar)
itu lebih baik daripada 1000 bulan. (4) Di malam itu turunlah para malaikat dan
malaikat Jibril seizin Tuhan mereka untuk mengatur segala urusan. (5) Malam itu
penuh kesejahteraan sampai terbit fajar. Walaupun Q.S Al-Qadar ini diturunkan
di Madinah, dan Q.S Al-Alaq diturunkan di Makkah, berdasarkan perintah Allah swt,
Q.S. Al-Alaq yang berisi perintah membaca berada pada urutan surat ke 96 dan
Q.S. Al-Qadar yang berisi tentang turunnya Al-Qur-an dan malam kemuliaan
(lailatul qadar) berada pada urutan surat ke 97.
Keutamaan
Lailatul Qadar
Makna lailatul qadar
adalah suatu malam yang ibadah di dalamnya memiliki keutamaan lebih daripada
ibadah 1000 bulan. Pada malam hari itu malaikat
(Jibril) dengan seijin Allah mengatur setiap perkara. Demikian juga Allah swt
telah memandang mereka dengan pandangan penuh rahmat/penuh kasih sayang, dan
telah memaafkan serta mengampuni mereka, kecuali 4 macam, yaitu : (1) pecandu
minum arak, (2) yang berani durhaka kepada ibu-bapak, (3) yang sok memutuskan
hubungan persaudaraan, dan (4) yang suka mendendam/bermusuhan, yaitu porang
yang sebang ramai-ramai/gegeran bertengkar, dan tidak mau menyapa lebih dari 3
hari. (Zubdatul Wa’idhin).
Mengapa malam
keutamaan itu diturunkan ke Rasulullah saw, karena diindikasikan bahwa anugerah
dan rahmat Allah swt yang diberikan kepada Rasulullah saw dan ummatnya adalah lebih
utama dibandingkan dengan pemberian rahmat-Nya kepada makhlauk lainnya.
Misalnya, Rasulullah saw berjuang untuk menegakkan Islam hanya 23 tahun,
padahal nabi Nuh as untuk memperjuangkan agama Allah swt membutuhkan 950 tahun.
Selain dari pada itu ditunjukkan bahwa pengikut Rasulullah saw mencapai angka nominal
yang jauh lebih banyak daripada pengikut Nabi Nuh as.
Ada yang berpendapat
bahwa Lailatul Qadar itu hanya terjadi sekali pada saat Rasulullah saw saja.
Namun ada juga yang berpendapat bahwa Lailatul Qadar terjadi pada setiap Ramadhan
hingga kini. Secara gramatikal, Lailatul Qadar terjadi secara terus menerus
pada Ramadhan.Hal ini diperkuat dengan kata kerja (verb+ing form) yang
digunakan dalam ayat pertama Q.S Al-Qadar, yaitu fi-‘il mudhari’ (anzalnaahu).
Jika Lailatul Qadar
dimaknai sebagai malam turunnya al-Qur-an, maka berdasarkan banyak pendapat,
Lailatul Qadar terjadi dalam berbagai waktu, (1) pada malam pertama Ramadhan,
(2) pada malam ke-17 Ramadhan, dan (3) pada malam ke-27 Ramadhan. Sebagian
besar para ulama’ bersepakat bahwa Lailatul Qadar jatuh pada malam ke-27 Ramadhan.
Di samping itu, jika Lailatul Qadar dimaknai sebagai malam kemulyaan, maka
Lailatul Qadar berada pada malam-malam ganjil selama 10 hari terakhir bulan
ramadhan, ketika ibadah i’tikaf disunnatkan.
Tanda
Malam Lailatul Qadar
Nabi saw bersabda
bahwa malam kemuliaan (lailatul qadar)itu, malam yang cerah (terang) tidak
dingin dan tidak panas, tidak berawan, dan tidak hujan, dan tidak angin, dan
tidak dilempar bintang-bintang, dan tandanya pada pagi harinya matahari terbit
tak bersinar (hanya tampak terang putih tetapi tidak panas. (H.R Ath-Thabrani).
Ciri-ciri ini diharapkan dapat memudahkan kita dalam mengidentifikasi lailatul
qadar, sehingga kita dapat menjalankan ibadah sebanyak-banyaknya pada malam
yang diyakini sebagai lailatul qadar, tanpa mengurangi ibadah-ibadah pada hari
lain.
Ingat, bahwa Lailatul
Qadar bukan hanya disediakan untuk sembarang orang yang terjaga pada malam hari
di antara 10 hari terakhir, melainkan tersedia dan dapat diperuntukkan bagi
ummat mukmin yang memang benarbenar berdoa dan beribadah pada malam itu. Karena
kebaikan yang dibawa malaikat Jibril hanya bisa sampai kepada orang-orang yang
sungguh beribadah dan berdoa. Do’a yang paling dianjurkan dalam i’tikaf adalah
(1) Allahhumma innaka ‘afuwwun kariim tuhibbul ‘afwa fa’fu ‘anniy (H.R. Annasai)
dan (2) Rabbanaa aatinaa fid dunyaa hasanatan wafil aakhirati hasanatan waqinaa
adzaaban naar.
Siapa yang menjumpai
Lailatul Qadar dan ia melakukan shalat 2 rakaat setiap rakaat membaca Alfatihah
1x dan surat Al-Ikhlash 7X, sehabis salam lalu berishtighfar 70X, maka tidaklah
ia bangun dari duduknya, hingga Allah mengampuni ia dan kedua orangtuanya. Dan
Allah swt mengutus malaikat ke sorga supaya menanam pohon-pohon untuknya, mendirikan
gedung-gedung, dan membuka pintu air bengawan, dan ia tidak keluar dari dunia,
kecuali melihat semua itu/yang dibangun oleh malaikat tadi (Tafsir Hanafi).
Diharapkan sekali
pada saat Lailatul Qadar, kita bisa
mengamalkan minimal 3x kalimat
thayyibah, yaitu “Laa ilaaha illlallaah, muhammadar rasuulullaah”. Dengan
amalan tiga kali itu, pertama insya Allah diampuni dosanya, kedua diselamatkan
dari api neraka, dan ketiga langsung dimasukkan ke sorga. Semakin intensif dan
semakin khusuk yang dilandasi dengan hati yang ikhlas dalam membaca kalimath-thayyibah,
insya Allah segala janji-Nya akan dipenuhi.
Hikmah
Dirahasiakannya Lailatul Qadar
Para ulama
menerangkan bahwa hikmah disembunyikannya malam al- Qadar ialah supaya kita
berusaha mencarinya, meningkatkan ibadah di setiap malam, sebagaimana yang
dilakukan oleh para ulama salaf. Para ulama mengatakan, Allah sengaja
merahasiakan beberapa urusan agama, karena ada beberapa hikmah, antara lain:
1.
Allah sengaja merahasiakan datangnya
lailatul qadar dari sekian banyak malam bulan Ramadhan, agar manusia beribadah
pada seluruh malam bulan Ramadhan.
2.
Allah sengaja merahasiakan shalat
al-Wustha dari shalat lima waktu, agar semua shalat dikerjakan.
3.
Allah sengaja merahasiakan waktu
dikabulkannya do‟a pada hari jum‟at
agar orang-orang berdo‟a di seluruh waktu
yang ada.
4.
Allah sengaja merahasiakan Asma-Nya
yang paling mulia agar orang-orang menggunakan seluruh Asma-Nya untuk berdo‟a.
5.
Allah sengaja tidak menampakkan
kemarahan-Nya pada perbuatan maksiat tertentu, agar orang-orang menjauhi semua
maksiat.
6.
Allah sengaja merahasiakan wali
(kekasih-Nya) di antara kaum muslimin agar mereka senantiasa siap menjemput
kematian dengan melakukan amal kebaikan.
7.
Allah sengaja merahasiakan kapan
datangnya hari kiamat, agar semua orang takut kepadanya.
8.
llah sengaja merahasiakan anugrah-Nya
yang diturunkan di antara hari-hari yang ada, seperti „Asyura‟,
Arafah dan yang lainnya agar manusia beribadah dan berdo‟a
setiap saat.
Allah menyembunyikan
lailatul qadar dari pengetahuan kita
sebagaimana Allah menyembunyikan segala sesuatu yang lain. Dia menyembunyikan
keridhaan-Nya pada setiap ketaatan sehingga timbul keinginan untuk melakukan
semua ketaatan atau ibadah itu. Begitu juga, Dia menyembunyikan kemurkaan-Nya
pada setiap perkara maksiat, agar kita berhatihati dan menjauhi segala maksiat
dan tidak memilih antara dosa besar dan kecil untuk melakukannya, karena dosa
kecil yang dilakukan secara terus-menerus akan menjadi dosa besar jika kita
tidak bertobat dan berusaha meninggalkannya. Dia menyembunyikan wali-wali-Nya
agar manusia tidak bergantung pada mereka dalam berdo‟a.
Sebaliknya, berusaha sendiri dengan penuh keikhlasan dalam berdo‟a
untuk mendapatkan sesuatu dari-Nya. Karena Allah menerima segala dosa orang
yang bersungguh-sungguh dan tidak mudah putus asa. Dia menyembunyikan masa
mustajab do‟a pada hari Jum‟at
supaya kita berusaha sepanjang harinya. Begitu juga, Allah menyembunyikan
penerimaan tobat dan amalan yang telah dilakukan supaya kita senantiasa segera
untuk bertaubat. Demikian juga dengan penyembunyian malam lailatul qadar, agar kita
membesarkan dan menghidupkan keseluruhan malam Ramadhan dalam mendekatkan diri
kepada-Nya, bukan sekedar menunggu malam lailatul qadar untuk beribadah dan
berdo‟a.
Inilah yang menyebabkan peyakit besar yang menimpa umat Islam sehingga menyebabkan
malam-malam Ramadhan sepi, karena mereka hanya menanti malam yang dianggap
malam lailatul qadar saja untuk beribadah. Mengejar kelebihan lailatul qadar
yang tidak mengetahui masanya menyebabkan kita terlepas dengan kelebihan
Ramadhan itu sendiri yang hanya datang satu tahun sekali.
Demikianlah beberapa
hal yang patut kita fahami sekitar LailatulQadar, sehingga diharapkan sekali
kita memiliki persiapan yang cukup dalam menjemput kehadiran Lailatul Qadar
selama 10 hari terakhir dari Ramadhan kali ini. Semoga kita selalu diberikan
petunjuk oleh-Nya, sehingga kita dapat memenangkan Ramadhan tahun ini dengan
peningkatan ketaqwaan. Amiin Ya Robbal Allamin.
Di harapkan berkomentarlah sesui dengan topik, dan jangan menanamkan link aktif yang akan di anggap SPAM