Mengenal wisata menarik di kabupaten tanjung jabung timur |
Sahabat buka info yang berbahagia di
kesempatan ini saya ingin share sedikit tentang adanya tempat destinasi wisata
yang indah dan menawan yang ada di kabupaten tanjung jabung timur yang letaknya
ada di kabupaten tanjung jabung timur yang tersebar di berbagai kecamatan.
Mungkin masih banyak masarakat yang ada di
kabupaten tanjung jabung timur tidak tau kalau di kabupatennya sendiri bahwa
adanya tempat destinasi wisata yang cukup hits dan indah sekali.
Jika selama ini bingung mau cari tempat
wisata yang di inginkan bahwa sebenarnya di kabupaten tanjung jabung timur
memiliki potensi wisata alam dan panorama pariwisata yang berbagai macam
jenisnya dengan adanya pesona yang tersembunyi yang perlu kamu wajib sambangi.
Coba saja sahabat kunjungi beberapa adanya
tempat destinasi wisata yang kami rekomendasikan di bawah ini, sahabat jangan
lupa juga ikut sertakan keluarga, sahabat, dan juga kekasih hatimu agar kamu
bisa merasakan betapa indahnya dan keseruan wisata alamnya yang ada di
kecamatan sadu ini, baik langsung saja iya tanpa basa basi lagi, sahabat
langsung simak ulasanya di bawah ini!
Wisata Menarik Masjid Agung Nur Ad-Darajat |
1. Wisata Menarik
Masjid Agung Nur Ad-Darajat
Untuk tempat wisata yang pertama ada Masjid Agung
Nur Ad-Darajat berlokasi di Kecamatan Sabak Barat dalam kompleks perkantoran Bukit
Menderang. Masjid ini merupakan masjid kebanggaan masyarakat yang ada di Kab.
Tanjung Jabung Timur di Kecamatan
Sabak Barat, Kompleks Perkantoran Bukit Menderang Kab. Tanjung Jabung Timur
untuk menjangkau jika ingin pergi ke lokasi wisata Masjid Agung Nur Ad-Darajat ini jika sahabat mau menempuh dengan menggunakan
Mobil & Motor : sekitar 1 Jam 20 Menit yang harus sahabat tempuh menuju ketaman Masjid Agung Nur Ad-Darajat ini.
Wisata Taman Selaras Pinang Masak |
2. Wisata
Taman Selaras Pinang Masak
Untuk
Tempat wisata yang kedua yang bernama Taman Pedestrian Selaras Pinang Masak
berlokasi di Kecamatan Sabak Timur, taman ini berdampingan dengan salah satu ikon Kab. Tanjung Jabung Timur yaitu Jembatan Muara Sabak. Yang
didirikan pada tahun 2014 yang berlokasi di Kecamatan Muara Sabak
Timur. Jika sahabat ini sampai ketempat lokasi wisata yang kedua ini dengan
menempuh menggunakan Mobil / Motor seitar
: 2
Jam 20 Menit jika ingin menempuh melalui jalur
Sungai sekitar : 4 Jam.
Wisata Kampung Laut |
3. Wisata Kampung Laut
Untuk wisata
yang ketiga yaitu Wisata Kampung Laut yang terletak di Kecamatan Kuala Jambi, merupakan
kampung yang berada di tepian muara Sungai Batanghari (sungai terpanjang di
Pulau Sumatera). Memiliki panorama pemandangan yang begitu indah saat melihat
sanset matahari terbenam dan matahari terbit.
Jika sahabat ingin menyambangi tempat ini melalui Jalur
Darat (Mobil/Motor) sekitar: 2 Jam 30 Menit jika mau menempuh melalui Sungai (Kapal Laut/Pompong) : 24
Jam Sungai (Speed Boat): 12 Jam
Wisata Taman Nasional Berbak |
4. Wisata Taman Nasional Berbak
Untuk tempat wisata yang keempat ini adalah Taman Nasional Berbak ini
merupakan Amazonya di kabupaten Tanjung Jabung Timur kawasan pelestarian alam
untuk konservasi hutan rawa terluas di Asia Tenggara yang belum terjamah oleh
eksploitasi manusia. Keunikannya berupa gabungan yang menarik antara hutan rawa
gambut dan hutan rawa air tawar yang terbentang luas di pesisir Timur Sumatera.
Jenis tumbuhan
di taman nasional berbak antara lain meranti (Shorea sp.),
dan berbagai jenis palem. Taman Nasional Berbak terkenal memiliki paling banyak
jenis palem tanaman hias di Indonesia. Jenis palem tanaman hias yang tergolong
langka antara lain jenis daun payung (Johanesteijmannia
altifrons) serta jenis yang baru ditemukan yaitu Lepidonia
kingii (Lorantaceae) yang berbunga besar dengan warna merah/ungu.
Ratusan bahkan ribuan adanya burung migran pada waktu tertentu
yang dapat sahabat lihat di taman nasional ini, yang dapat menimbulkan
kekaguman apabila burung-burung tersebut terbang secara berkelompok sehingga
dapat memanjakan mata kita.
Pintu masuk dibagian
Barat taman nasional ini dapat sahabat menempuh dengan menyelusuri sungai Air
Hitam Dalam. Dinamakan Air Hitam Dalam karena warna airnya hitam seperti kopi.
Pada waktu air laut surut, kotoran satwa, serasah daun dan lain-lain dari dalam
hutan bakau dibawa air sungai tersebut menuju Sungai Batanghari dan terus ke
laut.
Taman Nasional
Berbak tidak saja dilindungi secara nasional, tetapi juga secara internasional
yaitu dengan ditetapkan sebagai Lahan Basah Internasional dalam Konvensi RAMSAR
pada tahun 1992.
Jika
sahabt dari Jambi menyelusuri sungai Batanghari dengan menggunakan speed boat
berbelok ke kanan menyelusuri sungai Air Hitam Dalam selama 2,5 – 3 jam, atau
langsung ke Nipah Panjang selama 4-5 jam. Dari Nipah Panjang dilanjutkan ke
Desa Air Hitam Laut selama 5-8 jam melalui Laut Cina Selatan (perjalanan ke Air
Hitam Laut harus melihat cuaca ombak Laut Cina Selatan yang terkenal ganas). Letak Kab. Tanjung Jabung, Provinsi Jambi Temperatur
udara 25° - 28° C Curah hujan Rata-rata 2.300 mm/tahun Ketinggian tempat 0 - 20
meter dpl Letak geografis 1°08’ - 1°43’ LS, 104°05’ - 104°26’ BT
Air
Hitam Laut adalah desa yang berada di kecamatan Sadu, Kabupaten Tanjung Jabung
Timur Desa ini berada di Taman Nasional Berbak.
Wisata Pantai Cemara |
5. Wisata Pantai Cemara
Untuk wisata yang kelima ini adalah Pantai Cemara adalah pantai
yang ada di Kecamatan Sadu Kabupaten Tanjung Jabung Timur Provinsi Jambi.
Pantai ini meliputi Air Hitam Laut dan Sungai Cemara.
Bagi banyak
orang, Cemara adalah pohon yang menawarkan eksotisme dan keindahan. Pohon
cemara sering dijadikan latar dalam film-film dan buku-buku tentang musim salju
dengan setting belahan
bumi bagian utara, atau digunakan sebagai pohon natal. Karena daya tariknya,
tak heran ada lagu anak yang populer sampai sekarang menceritakan keindahan
gunung yang di kiri dan kanannya ditumbuhi pohon cemara.
Namun, bagi
banyak kawanan burung pantai dari Rusia timur laut atau China misalnya, cemara
tak hanya lagu, atau sekedar pohon yang menebar keindahan. Ia adalah tempat
dimana kelanjutan hidup mereka dipertaruhkan.
Bagi kawanan
itu, cemara atau Pantai Cemara bukan saja penting, melainkan juga penuh
harapan. Ia tak hanya sekedar tempat singgah melainkan tempat hidup, makan dan
berkembangbiak. Pantai ini menjadi tempat terakhir tujuan migrasi burung-burung
pantai dari berbagai pantai dunia.
Pantai Cemara
berpasir coklat kehitaman. Kawasan ini memiliki luas 450 hektar. Ia menjadi
tempat habitat burung air dan daerah persinggahan burung pantai migran.
Lokasinya terletak bersebelahan dengan Taman Nasional Berbak.
Taman Nasional
Berbak sendiri merupakan kawasan konservasi lahan basah terluas di Asia
Tenggara. Taman Nasional ini ditetapkan melalui Surat Keputusan Menteri
Kehutanan Nomor : 285/Kpts-II/1992, tanggal 26 Februari 1992 dengan luas
162.700 Ha.
Kawasan Taman
Nasional Berbak mempunyai ekosistem yang masih asli. Di sini terdapat
keunikan ekosistem lahan basah yang masih satu kesatuan dengan ekosistem hutan
rawa gambut. Komposisinya adalah: hutan rawa gambut seluas dua pertiga bagian,
sementara sepertiga bagian lainnya merupakan hutan rawa air tawar. Di Taman
Nasional Berbak juga terdapat kawasan pantai yang menjadi tempat tujuan
persinggahan burung-burung migran yang datang sepanjang tahun. Namun, tak
seperti Pantai Cemara yang menjadi tujuan utama migrasi satwa ini. Maka, datang
ke Pantai Cemara bisa sekaligus menyaksikan dari dekat Taman Nasional Berbak.
Tak berbeda
jauh dengan Taman Nasional Berbak, Pantai Cemara letaknnya cukup dekat
dari ibukota Kabupaten, Muara Sabak. Bisa ditempuh dengan
menelusuri sungai maupun jalur darat. Jika lewat sungai, bisa menggunakan Speedboat dari Suak Kandis (setelah
bertolak dari kota Jambi). Dari Kota Jambi, mengendarai sepeda motor atau mobil
sampai ke Muara Sabak menghabiskan waktu kurang lebih dua jam perjalanan.
Perjalanan selanjutnya adalah ke nipah panjang.
Dari Nipah
Panjang sampai ke Pantai Cemara bisa naik pompong selama
kurang lebih 7 jam. Jika menggunakan Speedboat yangdicarter sendiri (atau berkelompok)
bisa menghabiskan waktu kira-kira tiga jam. Kita juga bisa berkendara ke Sadu,
melewati jalan perkerasan tanah, baru kemudian meneruskan perjalanan ke Desa
Cemara
Kecamatan Sadu
yang merupakan daerah terluar kabupaten—sekaligus Provinsi Jambi—ini berbatasan
langsung dengan Kepulauan Riau. Sebagai daerah pesisir, Kecamatan Sadu memiliki
struktur lahan rawa-bergambut. Alam pesisirnya, lengkap dengan berbagai
kealamian dan kekhasan tersendiri, menjadikan daerah ini cocok dijadikan tujuan
liburan alami bagi pecinta alam terbuka.
Sesekali waktu
ada upacara khusus yang dilakukan warga setempat di pantai dalam Kecamatan
Sadu. Biasanya, beberapa waktu menjelang puasa masyarakat di daerah ini
menjalankan ritual mandi safar. Sebuah upacara menyucikan diri dengan mandi
balimau (mandi menggunakan jeruk) secara bersama-sama di tepian pantai atau
pinggiran laut.
Daerah ini
juga menjadi pintu masuk ke kawasan hutan lindung ekosistem hutan mangrove. Ini
merupakan Taman Nasional Rawa Gambut tebesar di dunia. Di kawasan ini terdapat
objek wisata di Desa Malaka yang merupakan habitat alami beberapa jenis buaya
dan binatang buas lainnya. Pantai Cemara berada dalam wilayah administratif
kecamatan ini.
Pantai Cemara
airnya lebih banyak keruh, namun menurut penduduk setempat, kadang-kadang
bening. Meski tidak bisa disandingkan dengan pantai-pantai yang berada di
daerah lain seperti Bali dan lainnya yang sudah menjadi destinasi wisata
mancanegara, Pantai Cemara layak dipertimbangkan sebagai daerah tujuan liburan.
Tempat melepas kepenatan sambil bercengkrama dengan keluarga, atau teman,
menikmati keindahan alam, dan menghabiskan hari dengan kesenangan.
Jangan
berpikir tempat ini sudah sedemikian terawat, lengkap dengan fasilitas seperti
tempat tujuan wisata yang sudah dikomersilkan. Tentu ia berbeda, karenanya
tempat ini menawarkan kepuasan yang berbeda pula. Sesuai temanya liburan alam
daerah pantai, kita akan disuguhkan dengan keindahan dan kondisi pantai yang
masih alami (asli) dan suasana khas pesisir.
Kawasan ini
direncanakan menjadi kawasan ekosistem esensial. Ia akan dikelola secara
bersama oleh BKSDA Jambi, Pemda Tanjab Timur, Pemerintah Kecamatan Sadu dan
Pemerintahan Desa setempat. Pantai Cemara akan menjadi salah satu lokasi
penting yang berada di luar dan dekat dengan kawasan konservasi.
Jangan
khawatir. Kita tidak berangkat murni dengan peta buta. Selain bisa dipandu
penduduk setempat, kita juga bisa mendapatkan buku panduan lapangan mengenai
Pantai Cemara nantinya.
Buku itu bisa
didapatkan dari BKSDA Jambi. Buku yang berjudul “Burung Pantai: Panduan
Lapangan di Pantai Cemara Jambi” ini disusun atas kerjasama BKSDA Jambi dan
Wildlife Conservation Society-Indonesia Program. Pembuatannya berkaitan dengan
rencana menjadikan Pantai Cemara sebagai kawasan penting ekosistem burung air
dan burung pantai. Dengan buku panduan itu, maka semakin mudahlah perjalanan
tamasya/liburan alam yang kita lakukan. Informasi yang diperoleh dari buku ini
dapat memperkaya wawasan kita tentang kehidupan burung pantai di Pantai Cemara.
Di Pantai
Cemara kita bisa menjumpai berbagai jenis burung dari berbagai negara. Mereka
adalah jenis burung air, burung pantai, burung hutan. Pada Agustus hingga
Maret, Pantai Cemara akan semakin dipadati burung-burung dari Rusia timur laut,
Cina, Alaska dan belahan bumi utara lainnya. Rentang waktu itu adalah musim
migrasi bagi ribuan kawanan burung pantai. Maka, sabaiknya datanglah terutama
pada bulan-bulan itu.
Kecuali dapat
menikmati banyaknya habitat burung asli dan burung migran, kita juga bisa
melakukan penelitian, atau barangkali membudidayakan satu, dua, pohon bakau
(jika bersedia) sebagai penjaga pantai (mencegah dari abrasi) dan tempat
singgah burung yang bermigrasi ke tempat ini.
Burung-burung
yang bermigrasi tersebut melintasi jalur migrasi burung Asia Timur – Australia.
Meliputi kawasan Asia Timur, Papua, Australia, Selandia Baru hingga pulau-pulau
di lautan Pasifik. Posisi Indonesia yang terbentang antara benua Australia dan
Asia Daratan di sisi utara, memiliki nilai penting dalam migrasi tersebut.
Sekitar 26.000
ekor burung bisa dijumpai di Pantai Cemara. Sebagian besar di antaranya adalah
jenis burung migran yang datang dari berbagai pantai di dunia. Tak kurang dari
72 jenis yang mendiami pantai ini. Mereka teridentifikasi dalam berbagai jenis,
yaitu: 4 jenis burung air , 30 jenis burung hutan, 27 jenis burung pantai dan
11 jenis burung laut.
Bukan tidak
mungkin, setiap tahunnya terdapat tambahan jenis burung yang bermigrasi ke
daerah ini. Hal itu mengingat penyebab bermigrasinya burung dari suatu tempat
ke tempat lain akan selalu ada sepanjang tahun. Umumnya, burung-burung yang
bermigrasi disebabkan oleh perubahan iklim dan cuaca. Faktor lainnya adalah
untuk mencari makanan dan sumber makanan yang lebih banyak tersedia serta untuk
kelanjutan perkembangbiakannya. Mereka bermigrasi secara berkelompok dan dari
berbagai jenis yang berbeda. Pantai Cemara selalu dipilih sebagai lokasi
migrasi itu.
Migrasi
biasanya terjadi selama kurang lebih enam bulan. Di antara rentang waktu
tersebut belahan bumi utara mengalami musim dingin. Mereka lebih banyak diam
bersama koloni dan menghabiskan makanan yang sudah dikumpulkan sebelumnya.
Ketika persediaan makanan terus berkurang dan musim semakin dingin, migrasi
adalah pilihan yang mereka ambil. Mereka harus mencari makan, melanjutkan
hidup, dan sebagainya.
Pantai Cemara
menawarkan keberlimpahan dan kenikmatan itu. Sesuatu yang dicari burung-burung
migran. Berbagai jenis makanan ada di sini. Bermacam-macam jenis ikan, kerang,
kepiting dan cacing banyak tersedia. Itu dapat memenuhi kebutuhan makanan
burung-burung pantai. Selain tersedia di pesisir pantai, berbagai jenis makanan
untuk burung migran bisa ditemukan di daerah persawahan dan hutan bakau yang
juga terdapat di wilayah ini semakin menarik bagi habitat itu. Maka,
berdatanganlah burung-burung dari luar Indonesia ke Pantai Cemara. Burung-burung
tersebut sengaja pindah untuk mencari makan dan udara yang lebih hangat.
Tak Hanya Kenikmatan
Sayangnya,
Pantai Cemara ternyata tidak hanya menjanjikan harapan bagi burung migran. Ia
tak sekedar menjadi tempat penting bagi burung pantai yang ingin melanjutkan
hidup dan mencari makan, namun juga lokasi penting bagi hewan lain dan manusia
(warga sekitar dan dari luar desa) untuk berburu burung.
Jika musim
migrasi burung, orang-orang sekitar sering melakukan perburuan karena banyaknya
jumlah burung yang datang, singgah dan menetap di pantai itu. Orang-orang
(khususnya warga setempat) menyambut migrasi besar-besaran itu sebagai panen
raya burung dengan cara berburu.
Inilah salah
satu masalah yang dikhawatirkan dapat menyebabkan satwa ini punah. Berbagai
jenis burung diburu di sini. Jika dibiarkan populasi pemburu akan
bertambah, sebaliknya populasi burung akan berkurang. Walhasil,
kelestarian berbagai jenis burung pantai akan sulit terjaga. Ini akan berdampak
pada terganggunya rantai ekologis yang—tentu saja—ujung-ujungnya akan merugikan
manusia dan alam. Migrasi yang sejatinya—bagi burung-burung migran—sebagai
upaya pencarian asa justeru berakhir sia-sia.
Memilih Pantai
Cemara sebagai tempat tujuan liburan dapat menjadi ajang berkampanye pada warga
agar menjaga kelangsungan hidup berbagai jenis burung yang bermigrasi ke daerah
ini sehingga tidak punah. Ini bisa menjadi solusi untuk meminimalisir perburuan
yang marak dilakukan masyarakat dan di musim migrasi.
Berlibur di
Pantai Cemara juga dapat memberi nilai tambah bagi masyarakat sekitar. Karena
di samping dapat memberikan pengaruh positif kepada masyarakat, juga dapat
menghidupkan denyut ekonomi warga sekitar dengan berbagai transaksi ekonomi
yang saling menguntungkan. Sebuah cara berlibur yang alami, bermuatan sosial
dan turut menjaga alam.
Burung-burung
pantai semisal Pluvialis
squatarola, Numenius phaeopus, Limosa limosa, Tringa glareola, Gallinago
stenura, Phalaropus lobatus, dan banyak jenis lainnya
terus saja berdatangan sepanjang tahun ke daerah ini. Perjalanan beribu-ribu
kilometer yang ditempuh bukanlah tanpa tujuan. Usaha yang dilakukannya membawa
sebuah harapan. Harapan hidup di Pantai Cemara.
Kita memang tidak
bisa memastikan mereka (para burung) selamat dari gangguan binatang buas
ataupun sakit yang dideritanya. Namun dengan mengenal lebih jauh Pantai Cemara,
kita bisa menggalakkan gerakan perlindungan burung migran yang berdatangan. Ya,
paling tidak kita sudah membantu agar harapan itu bisa diwujudkan di sini. Di
pantai berpasir ini.
Di Pantai
Cemara, ribuan burung berpindah dari bumi utara. Di pantai ini migrasi asa
telah dimulai sejak dulu. Menjadi tanggung jawab kita untuk menyambut dan
mewujudkannya.
Pantai
Cemara Kecamatan Sadu Kabupaten Tanjung Jabung Timur Provinsi Jambi. Pantai ini
meliputi Air Hitam Laut dan Sungai Cemara.jika sahabat ingin menempuh sampai
kepantai cemara ini dengan menggunakan: Jalur
Darat (Mobil/Motor) : 5 Jam Jalur
Sungai (Speed Boat) : 10 Jam
Sekian
Mengenal wisata menarik yang begitu Hits di
kabupaten tanjung jabung timur semoga sahabat semoga dapat bermanfaat bagi
sahabat yang ingin mencari sensai wisata yang berbagai macam bentuknya bisa di
jadikan untuk merekomendasikan sahabat mengunjungi wisata yang ada di kabupaten
tanjung jabung timur.
Sumber Artikel http://disbudparpora.tanjabtimkab.go.id/destinasi
Di harapkan berkomentarlah sesui dengan topik, dan jangan menanamkan link aktif yang akan di anggap SPAM