
Selama
ini, persepsi masyarakat mengenai susu kental manis adalah baik untuk
dikonsumsi setiap hari, bahkan banyak dari masyarakat yang memberikannya kepada
Balita. Direktur Jenderal Kesehatan Masyarakat, Kementerian Kesehatan
(Kemenkes) RI Kirana Pritasari menekankan susu tersebut sama sekali tidak dianjurkan
untuk dikonsumsi setiap hari apalagi untuk Balita. Susu kental manis tidak
untuk memenuhi nutrisi. Kebutuhan Balita harus memperhatikan kecukupan gizi,
sementara pada susu kental manis itu terlalu banyak mengandung gula yang
melebihi kebutuhan Balita. ''Kalau anak banyak (konsumsi) gula dia nanti akan
kurang makan makanan yang lain, padahal dia butuh (selain gula) protein. Ini
yang kita hindari,'' kata Kirana. Untuk orang dewasa, lanjut Kirana, sama saja.
Kecukupan gizi untuk dewasa ada ukurannya, sama dengan Balita.
Orang
dewasa juga tidak boleh mengonsumsi makanan/minuman yang terlalu banyak
kandungan gulanya. Malah, secara program, Kemenkes sudah sering
mensosialisasikan aturan angka kecukupan gizi, dan isi piringku. Tetapi jika sosialisasinya
dinilai kurang meluas, Kirana menegaskan akan memperbaikinya. ''Kalau orang tua
ini kurang informasi tentang kecukupan gizi anak, mereka bisa salah. Kami akan memperluas
informasi mengenai pemberian makanan pada bayi dan anak,'' ucapnya. Kirana
mengimbau kepada masyarakat khususnya orang tua agar memahami bahwa susu kental
manis bukanlah susu yang harus dikonsumsi setiap hari karena mengandung banyak
gula dan lemak. Sementara yang dibutuhkan oleh anak adalah susu yang mengandung
banyak protein. ''SKM (susu kental manis) bisa dikonsumsi untuk makanan yang
sifatnya tidak pokok. Jadi untuk kecukupan gizinya diusahakan mengurangi
konsumsi SKM. SKM hanya dikonsumsi sebagai pelengkap makanan seperti topping
dan tidak dikonsumsi secara sering,'' kata Kirana.
Sumber klikdisini