Buka Info_Informasi Kesehatan. Sanitasi merupakan kendaraan besar kesehatan
lingkungan. Untuk itu, kementerian kesehatan mengapresiasi pihak-pihak yang
senantiasa memberi perhatian besar terhadap kebutuhan dasar masyarakat
tersebut. ''Kita perlu terus mencari inovasi dan belajar dari para natural
leader atau champion ini'', ujar Direktur Kesehatan Lingkungan Kemenkes RI,
dr.Imran Agus Nurali Sp.KO, saat membuka kegiatan Horizontal Learning
Sustainable Sanitation & Hygiene for Eastern Indonesia (SEHATI) di salah
satu hotel di Jakarta Pusat, Senin siang (23/7). Kementerian Kesehatan
sebenarnya telah menerbitkan Peraturan Kementerian Kesehatan No. 23/2014 mengenai
Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) melalui 5 pilar pendekatan.
Pendekatan ini digunakan dengan maksud agarmasyarakat tidak saja mendapatkan
fasilitas sanitasi yang layak, tetapi juga mau dan mampu mengubah perilaku
masyarakat untuk hidup bersih dan sehat.
Adapun 5 pilar tersebut adalah: 1) STOP Buang Air
Besar Sembarangan /Open Defecation Free; 2) Cuci Tangan Pakai Sabun; 3)
Pengelolaan Air Minum dan Makanan Rumah Tangga; 4) Pengamanan Sampah Rumah
Tangga; dan 5) Pengamanan Limbah Cair Rumah Tangga. ''Meski pendekatan telah
mencakup 5 pilar, hingga kini sistem monitoring yang digunakan (STBM Smart)
masih mengakomodir pelaksanaan pilar 1 dan 2 saja. Di sini hari ini hadir dari
7 Kabupaten yang telah berhasil mengimplementasikan lima pilar sanitasi, ini
tentu bisa kita adopsi di seluruh Provinsi'', terang Imran. SEHATI merupakan
program yang digawangi oleh SIMAVI sejak tahun 2016 bersama lima mitranya,
yaitu: Plan International Indonesia, Yayasan Dian Desa, Yayasan Rumsram,
Yayasan Masyarakat Peduli NTB, dan CD Bethesda Yakkum. Program SEHATI dilaksanakan
dengan tujuan untuk meningkatkan akses sanitasi di 7 kabupaten di 3 Provinsi
(NTT, NTB, dan Papua) melalui pengembangan kapasitas pemeritah daerah dan
wirausaha sanitasi berbasis pendekatan 5 Pilar STBM. Adapun tujuk lokasi
intervensi SEHATI tersebut, yaitu: Kab. Lombok Utara, Kab. Lombok Timur, Kab.
Dompu, Kab. Sumba Tengah, Kab. Sumba Barat Daya, Kab. Manggarai Barat, dan Kab.
Biak Numfor. Pada kesempatan tersebut, Kementerian Kesehatan juga memberikan
apresiasi bagi seluruh pihak yang memperhatikan permasalahan sanitasi dan
berkontribusi aktif dalam implementasi lima pilar sanitasi.
Tidak hanya bagi SIMAVI selaku penyelenggara, namun
juga para pemegang kebijakan, baik para Kepala Bappeda maupun pimpinan SKPD di
Kabupaten yang turut hadir pada kesempatan tersebut untuk menyampaikan pembelajaran
yang telah didapatkan dari intervensi yang telah dilaksanakan. ''Terima kasih
untuk apa yang sudah disampaikan dan dilakukan oleh teman-teman di Kabupaten,
antara air minum yang aman dengan sanitasi yang aman pasti menjadi sebuah
kesatuan, tidak bisa terpisahkan. Terlepas saat ini yang running duluan adalah
pilar pertama, tetap saja tidak bisa aman, kalau lantas pilar lainnya kita
tinggalkan. Itu konsep dasarnya.'' tandas Imran. Sementara itu, country representative
SIMAVI, Asken Sinaga, juga menyatakan bahwa sesungguhnya pemimpin daerah yang
mendukung program sanitasi itu dekat dengan kebaikan, karena langsung menyentuh
kebutuhan dasar masyarakat dan mampu membawa perubahan di masyarakat pada
kehidupan yang lebih baik (sehat). Sumber Klikdisini
Di harapkan berkomentarlah sesui dengan topik, dan jangan menanamkan link aktif yang akan di anggap SPAM