www.bukainfo17.blogspot.com |
Sahabat sekalian makanan yang digoreng cenderung
mengandung banyak lemak, kalori dan garam. Sebab, proses penggorengan makanan
dapat mengubah kualitas nutrisi dan meningkatkan kandungan kalori. Apalagi,
jika minyak yang digunakan untuk menggoreng sudah dipakai berulang kali
warnanya pun sehingga berbentuk hitam kecoklat coklatan sehingga mengandung
lemak trans.
Risiko Apa Saja yang Akan
Ditimbulkan Dari Makan Gorengan?
Seketika kita mengonsumsi makanan
gorengan dalam porsi besar kerap dihubungkan dengan risiko penyakit jantung,
tekanan darah tinggi, kolestrol tinggi dan obesitas. Ada sebuah penelitan pun
menyebutkan, semakin banyak Anda mengonsumsi makanan gorengan maka risiko
terserang penyakit diabetes 2 dan penyakit jantung cenderung lebih meningkat. Khusus
untuk pada pria, sebuah penelitian menyebutkan bahwa konsumsi gorengan dalam
jangka waktu yang lama yaitu lebih dari sekali dalam waktu seminggu, dapat
meningkatkan risiko terkena kanker prostat bagi pria.
Terlalu banyak mengonsumsi makanan gorengan juga
sering kali dihubungkan dengan kolesterol tinggi. Makin tinggi tingkat kolesterol,
makin meningkatkan risiko penyakit jantung dan penyakit pembuluh darah. Seketika
sahabat mengonsumsi lebih dari yang dibutuhkan tubuh, maka kolesterol dapat
menyebabkan terbentuknya plak yang dapat menghambat aliran pembuluh darah,
sebagaimana pipa yang tersumbat. Komplikasi dari terganggu aliran darah adalah
stroke, aterosklerosis dan serangan jantung. Khususnya untuk Wanita yang sedang
Mengandung, mengonsumsi gorengan secara berlebihan memiliki risiko tersendiri.
Berdasarkan penelitian, kebiasaan mengonsumsi gorengan sebelum hamil dapat
meningkatkan risiko diabetes selama kehamilan. Diabetes yang terjadi selama
masa kehamilan disebut dengan diabetes gestasional.
Dibandingkan dengan wanita yang mengonsumsi gorengan
kurang dari satu kali per minggu sebelum masa kehamilan, risiko untuk mengalami
diabetes gestasional lebih tinggi 13 persen khusus bagi yang mengonsumsi
gorengan sebanyak tiga kali per minggu. Risiko tersebut meningkat seiring
dengan jumlah gorengan yang dikonsumsi per minggu.
Upaya Untuk Menurunkan Dari Risiko Mengkomsumsi
Gorengan?
Sahabat yang berbahagia jika kita
ingin mengurangi risiko buruk konsumsi gorengan, cara terbaik yang bisa
dilakukan adalah dengan mengganti minyak trans atau minyak yang telah mengalami
hidrogenasi dengan jenis minyak yang lebih sehat seperti minyak zaitun kanola, jagung,
biji bunga matahari dan minyak wijen. Agar minyak tidak menyerap ke dalam
makanan yang digoreng, disarankan untuk menggoreng makanan pada suhu 176-1900C.
Jika suhu menggoreng berada di bawah suhu tersebut, minyak dapat meresap ke
dalam makanan. Sebaliknya, jika suhu terlalu tinggi, makanan akan menjadi
terlalu kering dan minyak juga dapat teroksidasi. Adapun cara lain yang bisa
dilakukan dalam meminimalisir proses menggoreng makanan adalah dengan memanggang
makanan menggunakan oven. Sebelum memanggang daging, oleskan minyak zaitun,
sehingga daging akan menjadi lebih renyah saat dikonsumsi. Hal yang tak kalah
penting dalam meminimalisir dampak buruk dari makanan yang digoreng adalah
menghindari penggunaan minyak secara berulang. Lebih disarankan, minyak hanya
digunakan sekali pakai dalam menggoreng. Agar makanan yang telah digoreng tidak
terlalu berminyak, disarankan pula untuk menggunakan tisu kertas agar minyak
yang berlebih dapat diserap. Jika Anda ingin mengonsumsi gorengan, sebaiknya
membuat sendiri di rumah, dibandingkan membelinya. Gorengan yang dibuat di
rumah cenderung lebih sehat karena Anda dapat dengan bijak memilih minyak serta
cara menggorengnya. Sekian informasi yang dapat buka info sampaikan semoga
banyak bermanfaat bagi sahabat sekalian dan menambah ilmu, khususnya bagi yang
pecinta makan gorengan harap untuk mengurangi mengkonsumsinya semoga
bermanfaat, mohon untuk share kepada sahabat yang lainnya.